Profil Dirjen P2P

Bapak dr. H. Mohamad Subuh, MPPM

Pelantikan Dr. H. M. Subuh, MPPM Sebagai Dirjen P2P 2016 di Kementerian Kesehatan RI

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Prof. Dr. Nila Moeloek Sp.M(K) melantik dan memimpin sumpah dan janji 9 pejabat Eselon I lingkup Kementerian Kesehatan, Rabu (13/1) di Ruang Dr. Johanes Leimena Gedung Kementerian Kementerian Jakarta. Pelantikan ini berdasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 64 tahun 2015 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja di lingkungan Kementerian Kesehatan.

Pelantikan Pejabat Administrasi (Esselon III) di Lingkungan DITJEN P2P KEMENKES RI

Selang satu hari setelah di lantiknya dr. H. Mohamad Subuh, MPPM oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia sebagai Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P). Bertempat di Kantor Direktorat Jenderal P2P Jakarta, pada (14/1) Direktur Jenderal P2P melantik dan menyaksikan serah terima jabatan (sertijab) pejabat Administrator (Eselon III dan IV) di lingkungan Ditjen P2P.

Evaluasi Kerja Dan Kebijakan Pembangunan Kesehatan Tahun 2016

Dirjen P2P, dr. H. Mohamad Subuh, MPPM. menyebutkan beberapa penyakit yang harus diperhatikan pencegahan dan penyebarannya terutama di beberapa daerah rawan penyakit. Diantaranya yaitu penyakit kusta, frambusia, lektospirosis, filariasis, kecacingan, ISPA, juga Schistosomiasis.

Serah Terima Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama (Eselon II) di lingkungan DITJEN P2P

Plt. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dr. H. Mohamad Subuh, MPPM, pada (11/1) bertempat di Kantor Ditjen P2P Kemenkes RI menyaksikan secara langsung Serah Terima Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama (Eselon II) di lingkungan DITJEN P2P Kemenkes RI.

Rabu, 16 Maret 2016

Peringatan Hari Kusta Sedunia Ke-63 di Kabupaten Sampang: Ayo Temukan Bercak Jadikan Keluarga Sebagai Penggerak Pencegahan Penyakit


[ 16/03/2016 ] Peringatan Hari Kusta Sedunia diperingati setiap tahunnya pada tanggal 25 Januari. Untuk tahun 2016 kali ini Puncak Peringatan Hari Kusta Sedunia ke-63 diselenggarakan pada (16/3) di Kabupaten Sampang, Madura. Peringatan tahun ini terbilang istimewa, karena Kabupaten Sampang mendapat perhatian serius dari sejumlah pihak, antara lain dari Kementerian Kesehatan RI dan Yohei Sasakawa dari Jepangyang merupakan Goodwill Ambassador For Leprosy Elimination.

Tema yang diangkat pada peringatan Hari Kusta Sedunia tahun ini adalah ”Ayo Temukan Bercak Jadikan Keluarga Sebagai Penggerak Pencegahan Penyakit”, tema ini diharapkan mampu menekan penyakit kusta di Indonesia, bahkan sangat mengemberikan jika angka penderita kusta setiap tahunnya dapat mengalami penurunan.

Saat ini Posisi Indonesia masih menduduki peringkat ketiga dunia dalam hal penyakit kusta setelah India dan Brasil. Dimana di Indonesia kasus kusta paling besar berada di wilayah Kabupaten Sampang Provinsi Jawa Timur. Hal ini yang disampaikan oleh Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Dirjen P2P) Kemenkes RI, dr. H. Mohamad Subuh, MPPM dalam sambutannya. Pada kesempatan itu juga beliau menjelaskan, bahwasanya pada tahun 2014, penderita kusta di Indonesia ada sekitar 17.000 kasus, kurang lebih 2.000 di antaranya cacat karena terlambat untuk mendatangi puskesmas atau rumah sakit terdekat, padahal penyakit tersebut bisa disembuhkan dan pengobatannya secara gratis.

Untuk itu, kata dr. Subuh pihak pemerintah Indonesia ingin kembali mencapai eliminasi kusta pada tahun 2019 mendatang, maka dari itu diperlukan pendeteksian dini dimulai dari keluarga dan jangan sampai mengucilkan para penderita kusta.

Lebih lanjut, dr. Subuh juga mengatakan bahwa salah satu hambatan untuk memberantas kusta adalah sulitnya mendeteksi penderita baru. Keterlambatan pengobatan membuat banyak penderita kusta mengalami cacat fisik, padahal jika segera diobati, kusta dapat disembuhkan.

Di kesempatan yang sama Wakil Bupati Sampang, Fadhilah Budiono dalam sambutannya menyatakan bahwa kondisi terakhir pada tahun 2015 penderita kusta di Kabupaten Sampang mencapai 5,4 % dari 10.000 penduduk. Diharapkan pada tahun 2016 ini kasus kusta di Kabupaten Sampang menurun paling banyak 1 penderita kusta diantara 10.000 penduduk di Kabupaten Sampang.

 “Untuk itu, saya menghimbau agar tidak boleh ada lagi diskriminasi kepada para penderita kusta dan mantan penderita kusta Namun mari kita berdayakan mereka dengan memberikan pelatihan-pelatihan khusus agar masyarakat lain tidak mendiskriminasi mereka para penderita kusta ini,” himbaunya.

Wakil Bupati Sampang, Fadhilah Budiono juga menghimbau kepada kepada masyarakat, terutama kepada camat, supaya turut membantu serta segera menginformasikan pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Sampang, apabila di wilayah pimpinannya masing-masing, diketahui terdapat warganya yang mengidap penyakit kusta dan meminta setiap keluarga di Kabupaten Sampang, tidak bersikap tertutup apabila mendapati salah satu anggotanya mengidap penyakit kusta.

 ”Pemkab Sampang dan sejumlah pihak lainnya berkomitmen untuk terus memberataskan penyakit kusta. Penyakit kusta bukan penyakit kutukan, jadi kami berharap agar keluarga ikut membantu dalam upaya pemberantasan penyakit kusta ini,” ujar Fadhilah.

 Sementara itu, dr. Subuh dalam sambutannya menjelaskan mengapa Kabupaten Sampang dipilih sebagai pelaksanaan puncak peringatan Hari Kusta Se-dunia, karena adanya suatu keinginan untuk menjadikan kusta ini hilang dari bumi Sampang. Selain itu, Kabupaten Sampang adalah satu-satunya Kabupaten di Indonesia dan di Dunia yang melaksanakan profilaksis kusta. keberhasilan ini menjadikan contoh bagi propinsi lain di Indonesia bahkan bagi dunia.

 “Kami berharap benar bahwa di Kabupaten Sampang melalui Dinas Kesehatan Sampang, dapat menjadi motor di Indonesia, untuk mencapai eliminasi kusta pada tahun 2019. Selain itu, kami juga optimis Kabupaten Sampang dapat berhasil memberantas kusta, apalagi dengan adanya dukungan dari sejumlah pihak, serta adanya keseriusan dari pemerintah setempat untuk memberantas kusta” harap dr. Subuh

Yohei Sasakawa sebagai Goodwill Ambassador For Leprosy Elimination, pada kesempatan yang sama dalam sambutannya mengatakan bahwa Indonesia telah memenuhi kriteria dari WHO sebagai negara yang berhasil menekan rasio jumlah penderita kusta dengan preferensi 1 per 10.000 penduduk. Untuk itu, Yohei berharap negara Indonesia tidak hanya berpuas diri dengan keberhasilan di tingkat nasional saja dan berharap agar masyarakat juga tahu tentang penyakit yang ditimbulkan dari kusta itu sendiri, serta pengobatan yang gratis tidak di pungut biaya sepeserpun. Sehingga penderita kusta bisa ditangani secara dini dan dilakukan perwatan sejak dini.

Di akhir sambutannya, Yohei Sasakawa memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada komitmen yang telah negara Indonesia miliki di bawah kepemimpinan Menteri Kesehatan selama 15 tahun terakhir ini, yang telah terus melanjutkan upaya penekanan terhadap masalah kusta di wilayah-wilayah yang rentan terkena kusta.

“Saya yakin pencarian-pencarian kasus penderita kusta yang diluncurkan oleh pemerintah Indonesia merupakan inisiatif yang sangat penting sekali. mari kita saling berpatisipasi dan saling dukung upaya ini,” ucapnya.

Puncak peringatan Hari Kusta Sedunia Ke-63 Tahun 2016 yang dilaksanakan di Kabupaten Sampang dan dihadiri oleh Wakil Bupati Sampang, Dirjen P2P, Yohel Sasakawa sebagai Goodwill Ambrasador for Liptosy Elimination, perwakilan NLR dan Nitra, Perwakilan dari WHO, Perwakilan Perdoksi Pusat, Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, Ketua Komisi D DPRD Sampang, Camat Se-Kabupaten Sampang dan undangan lainnya ditutup dengan pemberian penghargaan kepada Kelompok Perawatan Diri (KPD) dari Puskesmas Kamoning dan Puskesmas Camplong yang dinilai telah berhasil dan membuat para pasien kusta bisa sembuh total dari penyakit kusta yang dideritanya. Selain itu, ditampilkan juga nyanyian dan tarian tentang penyakit Kusta yang diikuti oleh seluruh peserta dan pejabat di lingkungan Kemenkes RI dan Pemerintahan Kabupaten Sampang serta tamu undangan lainnya.(Adt/Bi/Humas)


Sumber *) : http://pppl.depkes.go.id/focus?id=1637
Share:

Question And Answer