Profil Dirjen P2P

Bapak dr. H. Mohamad Subuh, MPPM

Pelantikan Dr. H. M. Subuh, MPPM Sebagai Dirjen P2P 2016 di Kementerian Kesehatan RI

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Prof. Dr. Nila Moeloek Sp.M(K) melantik dan memimpin sumpah dan janji 9 pejabat Eselon I lingkup Kementerian Kesehatan, Rabu (13/1) di Ruang Dr. Johanes Leimena Gedung Kementerian Kementerian Jakarta. Pelantikan ini berdasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 64 tahun 2015 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja di lingkungan Kementerian Kesehatan.

Pelantikan Pejabat Administrasi (Esselon III) di Lingkungan DITJEN P2P KEMENKES RI

Selang satu hari setelah di lantiknya dr. H. Mohamad Subuh, MPPM oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia sebagai Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P). Bertempat di Kantor Direktorat Jenderal P2P Jakarta, pada (14/1) Direktur Jenderal P2P melantik dan menyaksikan serah terima jabatan (sertijab) pejabat Administrator (Eselon III dan IV) di lingkungan Ditjen P2P.

Evaluasi Kerja Dan Kebijakan Pembangunan Kesehatan Tahun 2016

Dirjen P2P, dr. H. Mohamad Subuh, MPPM. menyebutkan beberapa penyakit yang harus diperhatikan pencegahan dan penyebarannya terutama di beberapa daerah rawan penyakit. Diantaranya yaitu penyakit kusta, frambusia, lektospirosis, filariasis, kecacingan, ISPA, juga Schistosomiasis.

Serah Terima Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama (Eselon II) di lingkungan DITJEN P2P

Plt. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dr. H. Mohamad Subuh, MPPM, pada (11/1) bertempat di Kantor Ditjen P2P Kemenkes RI menyaksikan secara langsung Serah Terima Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama (Eselon II) di lingkungan DITJEN P2P Kemenkes RI.

Rabu, 16 Maret 2016

Peringatan Hari Kusta Sedunia Ke-63 di Kabupaten Sampang: Ayo Temukan Bercak Jadikan Keluarga Sebagai Penggerak Pencegahan Penyakit


[ 16/03/2016 ] Peringatan Hari Kusta Sedunia diperingati setiap tahunnya pada tanggal 25 Januari. Untuk tahun 2016 kali ini Puncak Peringatan Hari Kusta Sedunia ke-63 diselenggarakan pada (16/3) di Kabupaten Sampang, Madura. Peringatan tahun ini terbilang istimewa, karena Kabupaten Sampang mendapat perhatian serius dari sejumlah pihak, antara lain dari Kementerian Kesehatan RI dan Yohei Sasakawa dari Jepangyang merupakan Goodwill Ambassador For Leprosy Elimination.

Tema yang diangkat pada peringatan Hari Kusta Sedunia tahun ini adalah ”Ayo Temukan Bercak Jadikan Keluarga Sebagai Penggerak Pencegahan Penyakit”, tema ini diharapkan mampu menekan penyakit kusta di Indonesia, bahkan sangat mengemberikan jika angka penderita kusta setiap tahunnya dapat mengalami penurunan.

Saat ini Posisi Indonesia masih menduduki peringkat ketiga dunia dalam hal penyakit kusta setelah India dan Brasil. Dimana di Indonesia kasus kusta paling besar berada di wilayah Kabupaten Sampang Provinsi Jawa Timur. Hal ini yang disampaikan oleh Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Dirjen P2P) Kemenkes RI, dr. H. Mohamad Subuh, MPPM dalam sambutannya. Pada kesempatan itu juga beliau menjelaskan, bahwasanya pada tahun 2014, penderita kusta di Indonesia ada sekitar 17.000 kasus, kurang lebih 2.000 di antaranya cacat karena terlambat untuk mendatangi puskesmas atau rumah sakit terdekat, padahal penyakit tersebut bisa disembuhkan dan pengobatannya secara gratis.

Untuk itu, kata dr. Subuh pihak pemerintah Indonesia ingin kembali mencapai eliminasi kusta pada tahun 2019 mendatang, maka dari itu diperlukan pendeteksian dini dimulai dari keluarga dan jangan sampai mengucilkan para penderita kusta.

Lebih lanjut, dr. Subuh juga mengatakan bahwa salah satu hambatan untuk memberantas kusta adalah sulitnya mendeteksi penderita baru. Keterlambatan pengobatan membuat banyak penderita kusta mengalami cacat fisik, padahal jika segera diobati, kusta dapat disembuhkan.

Di kesempatan yang sama Wakil Bupati Sampang, Fadhilah Budiono dalam sambutannya menyatakan bahwa kondisi terakhir pada tahun 2015 penderita kusta di Kabupaten Sampang mencapai 5,4 % dari 10.000 penduduk. Diharapkan pada tahun 2016 ini kasus kusta di Kabupaten Sampang menurun paling banyak 1 penderita kusta diantara 10.000 penduduk di Kabupaten Sampang.

 “Untuk itu, saya menghimbau agar tidak boleh ada lagi diskriminasi kepada para penderita kusta dan mantan penderita kusta Namun mari kita berdayakan mereka dengan memberikan pelatihan-pelatihan khusus agar masyarakat lain tidak mendiskriminasi mereka para penderita kusta ini,” himbaunya.

Wakil Bupati Sampang, Fadhilah Budiono juga menghimbau kepada kepada masyarakat, terutama kepada camat, supaya turut membantu serta segera menginformasikan pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Sampang, apabila di wilayah pimpinannya masing-masing, diketahui terdapat warganya yang mengidap penyakit kusta dan meminta setiap keluarga di Kabupaten Sampang, tidak bersikap tertutup apabila mendapati salah satu anggotanya mengidap penyakit kusta.

 ”Pemkab Sampang dan sejumlah pihak lainnya berkomitmen untuk terus memberataskan penyakit kusta. Penyakit kusta bukan penyakit kutukan, jadi kami berharap agar keluarga ikut membantu dalam upaya pemberantasan penyakit kusta ini,” ujar Fadhilah.

 Sementara itu, dr. Subuh dalam sambutannya menjelaskan mengapa Kabupaten Sampang dipilih sebagai pelaksanaan puncak peringatan Hari Kusta Se-dunia, karena adanya suatu keinginan untuk menjadikan kusta ini hilang dari bumi Sampang. Selain itu, Kabupaten Sampang adalah satu-satunya Kabupaten di Indonesia dan di Dunia yang melaksanakan profilaksis kusta. keberhasilan ini menjadikan contoh bagi propinsi lain di Indonesia bahkan bagi dunia.

 “Kami berharap benar bahwa di Kabupaten Sampang melalui Dinas Kesehatan Sampang, dapat menjadi motor di Indonesia, untuk mencapai eliminasi kusta pada tahun 2019. Selain itu, kami juga optimis Kabupaten Sampang dapat berhasil memberantas kusta, apalagi dengan adanya dukungan dari sejumlah pihak, serta adanya keseriusan dari pemerintah setempat untuk memberantas kusta” harap dr. Subuh

Yohei Sasakawa sebagai Goodwill Ambassador For Leprosy Elimination, pada kesempatan yang sama dalam sambutannya mengatakan bahwa Indonesia telah memenuhi kriteria dari WHO sebagai negara yang berhasil menekan rasio jumlah penderita kusta dengan preferensi 1 per 10.000 penduduk. Untuk itu, Yohei berharap negara Indonesia tidak hanya berpuas diri dengan keberhasilan di tingkat nasional saja dan berharap agar masyarakat juga tahu tentang penyakit yang ditimbulkan dari kusta itu sendiri, serta pengobatan yang gratis tidak di pungut biaya sepeserpun. Sehingga penderita kusta bisa ditangani secara dini dan dilakukan perwatan sejak dini.

Di akhir sambutannya, Yohei Sasakawa memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada komitmen yang telah negara Indonesia miliki di bawah kepemimpinan Menteri Kesehatan selama 15 tahun terakhir ini, yang telah terus melanjutkan upaya penekanan terhadap masalah kusta di wilayah-wilayah yang rentan terkena kusta.

“Saya yakin pencarian-pencarian kasus penderita kusta yang diluncurkan oleh pemerintah Indonesia merupakan inisiatif yang sangat penting sekali. mari kita saling berpatisipasi dan saling dukung upaya ini,” ucapnya.

Puncak peringatan Hari Kusta Sedunia Ke-63 Tahun 2016 yang dilaksanakan di Kabupaten Sampang dan dihadiri oleh Wakil Bupati Sampang, Dirjen P2P, Yohel Sasakawa sebagai Goodwill Ambrasador for Liptosy Elimination, perwakilan NLR dan Nitra, Perwakilan dari WHO, Perwakilan Perdoksi Pusat, Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, Ketua Komisi D DPRD Sampang, Camat Se-Kabupaten Sampang dan undangan lainnya ditutup dengan pemberian penghargaan kepada Kelompok Perawatan Diri (KPD) dari Puskesmas Kamoning dan Puskesmas Camplong yang dinilai telah berhasil dan membuat para pasien kusta bisa sembuh total dari penyakit kusta yang dideritanya. Selain itu, ditampilkan juga nyanyian dan tarian tentang penyakit Kusta yang diikuti oleh seluruh peserta dan pejabat di lingkungan Kemenkes RI dan Pemerintahan Kabupaten Sampang serta tamu undangan lainnya.(Adt/Bi/Humas)


Sumber *) : http://pppl.depkes.go.id/focus?id=1637
Share:

Jumat, 15 Januari 2016

Pelantikan Pejabat Administrasi (Eselon III) di Lingkungan Ditjen P2P Kemenkes RI

   [15/01/2016] Selang satu hari setelah di lantiknya dr. H. Mohamad Subuh, MPPM oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia sebagai Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P). Bertempat di Kantor Direktorat Jenderal P2P Jakarta, pada (14/1) Direktur Jenderal P2P melantik dan menyaksikan serah terima jabatan (sertijab) pejabat Administrator (Eselon III dan IV) di lingkungan Ditjen P2P. Pejabat Administrator (Eselon III dan IV) yang di lantik adalah sebanyak 91, yang terdiri dari 28 Eselon III dan 63 Eselon IV.


   Pelantikan Pejabat Administrator (Eselon III dan IV) merupakan rangkaian dari pelantikan Pimpinan Tinggi Pratama, tanggal 7 Januari 2016 dan Pelantikan Pimpinan Tinggi Madya, tanggal 13 Januari 2016 serta penetapan SOTK baru sesuai Permenkes Nomor 64 Tahun 2015, dimana terhitung tanggal 1 Januari 2016 Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan berubah menjadi Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit yang membawahi Sekretariat Ditjen P2P, Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan, Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung, Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Tular Vektor dan Zoonotik, Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, serta Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA.
 Direktur Jenderal P2P, dr. Subuh dalam sambutannya mengatakan bahwa pergantian pejabat administrator (eselon III dan IV) serta serah terima jabatan Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan Ditjen P2P ini merupakan pengembangan karier. Dimana pergantian pejabat atau pengangkatan jabatan pegawai dilaksanakan untuk pembenahan dan pemantapan organisasi dalam rangka dinamika organisasi serta untuk meningkatkan kinerja Aparatur Sipil Negara (ASN).


   Berkaitan dengan Sasaran Kerja Pegawai (SKP), dr. Subuh menuturkan agar setiap ASN wajib menyusun SKP berdasarkan rencana kerja tahunan instansi sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja ASN. Sehingga bila ASN yang tidak menyusun SKP dan bermasalah dengan kehadiran akan dijatuhi hukuman disiplin sesuai PP 53 Tahun 2010.
 Penegakan disiplin PNS dijalankan sebagai penyeimbang adanya penghargaan yang diberikan, berpedoman pada keterlaksanaan kewajiban dan ketaatan serta larangan PNS, salah satu kewajiban tersebut adalah menyampaikan LHKPN/LHKASN. “Dalam rekap laporan penyampaian wajib LHKPN dan LHKASN Ditjen P2P, dapat saya sampaikan persentase untuk LHKPN 82,97% dan LHKASN 99,9%. Memperhatikan rekap laporan tersebut, saya berharap dalam kesempatan ini, semua pihak dapat mendukung percepatan penyampaian LHKPN/ LHKASN sesuai target yang telah ditetapkan”, ujar dr. Subuh di kesempatannya.
   Di akhir sambutannya, dr. subuh menyampaikan harapan beberapa harapan, antara lain yaitu 1) Pejabat yang baru dilantik agar dapat melakukan inovasi-inovasi, kreatifitas dalam bekerja sehingga dapat merubah mind set “business as usual” hal ini untuk memperbaiki kinerja dan motivasi organisasi, namun tetap dalam koridor yang benar; 2) harus jujur dan terbuka, dan bersedia menerima kritik dan saran sebagai kontrol dari kepemimpinan; 3) Sebagai pemimpin, diharapkan dapat menimbulkan kegairahan kerja, menciptakan suasana kerja yang kondusif, sehingga staf dapat menjalankan tugasnya dengan nyaman, tenang, penuh percaya diri, santai, serius dan tegas, namun tetap sesuai dengan aturan yang benar; dan 4) Senantiasa menjaga dan mempertahankan integritas, loyalitas dan komitmen terhadap tugas dan tanggung jawab; serta 5) Memperkuat jejaring kemitraan dengan lintas sektor/ lintas program agar saling bersinergi dalam program/kegiatan bersama.
   Akhirnya pada kesempatan ini, ”saya ucapkan terima kasih untuk pejabat lama atas pengabdiannya dan selamat menempati jabatan baru bagi para pejabat yang baru dilantik. Saya yakin dan percaya bahwa Saudara akan mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang dipercayakan oleh pemerintah dengan sebaik-baiknya, sesuai bekal pengalaman yang Saudara miliki selama ini”, ujar dr. Subuh.(Adt/Dvi/Rzky)
Share:

Kamis, 14 Januari 2016

Pelantikan Dr. H. M. Subuh, MPPM Sebagai Direktur Jenderal Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit 2016 di Kementerian Kesehatan RI

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Prof. Dr. Nila Moeloek Sp.M(K) melantik dan memimpin sumpah dan janji 9 pejabat Eselon I lingkup Kementerian Kesehatan, Rabu (13/1) di Ruang Dr. Johanes Leimena Gedung Kementerian Kementerian Jakarta. Pelantikan ini berdasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 64 tahun 2015 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja di lingkungan Kementerian Kesehatan. Dalam sambutannya Menkes menerangkan bahwa penempatan dan promosi jabatan pimpinan tinggi dilaksanakan secara terbuka dan kompetitif, dengan memperhatikan syarat kompetensi, kualifikasi, rekam jejak jabatan, pendidikan dan pelatihan serta integritas.

Berikut nama-nama beserta jabatan 9 Pejabat Eselon I Kementerian Kesehatan yang dilantik tersebut adalah:
1) dr. Untung Suseno Sutarjo, M.Kes menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan
2) Drs. Purwadi, apt., MM., ME., menjabat sebagai Inspektur Jenderal Kementerian Kesehatan
3) dr. Anung Sugihantono, M.Kes menjabat sebagai Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan
4) Dra. Maura Linda Sitanggang, Ph.D menjabat sebagai Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan
5) dr. H.M. Subuh, MPPM menjabat sebagai Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan
6) drg. Usman Sumantri, M.Sc menjabat sebagai Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Kementerian Kesehatan
7) dr. Chairul Radjab Nasution, Sp. PD, KGEH, FINASIM, M.Kes menjabat sebagai Staf Ahli Bidang Teknologi Kesehatan dan Globalisasi Kementerian Kesehatan
8) drg. Tritarayati, SH, MHKes menjabat sebagai staf Ahli Bidang Hukum Kesehatan Kementerian Kesehatan
9) dr. Sri Henni Setiawati, MHA menjabat sebagai Staf Ahli Bidang Desentralisasi Kesehatan Kementerian Kesehatan

Setelah dilantik para pejabat menandatangani Pakta Integritas menkes juga berpesan dengan telah ditandatangani Pakta Integritas pejabat yang baru dilantik diharapkan bersungguh-sungguh dan melaksanakan semua tugas, fungsi, tanggungjawab, wewenang dan peran yang diamanatkan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Share:

Selasa, 12 Januari 2016

Temu Media Situasi DBD Indonesia di Kemenkes, Kuningan ( Dirjen P2P Mengingatkan Bila Masyarakat Lengah Kondisi Bisa Memburuk )


[ 12/01/2016 ] Pada bulan Oktober sampai Desember 2015 tercatat ada penurunan terhadap jumlah kasus dan angka kematian akibat penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia. Jumlah tersebut bahkan berkurang lebih dari setengah bila dibandingkan dalam periode yang sama di tahun 2014.

Laporan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat di tahun 2015 pada bulan Oktober ada 3.219 kasus DBD dengan kematian mencapai 32 jiwa, sementara November ada 2.921 kasus dengan 37 angka kematian, dan Desember 1.104 kasus dengan 31 kematian. Dibandingkan dengan tahun 2014 pada Oktober tercatat 8.149 kasus dengan 81 kematian, November 7.877 kasus dengan 66 kematian, dan Desember 7.856 kasus dengan 50 kematian.

Meski ada perbaikan kondisi Direktur Jenderal Pengendalian Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit (P2P) dr Mohamad Subuh, MPPM, mengingatkan bahwa kondisi bisa memburuk bila masyarakat lengah. Ia tetap menganjurkan agar budaya pemberantasan sarang nyamuk dikuatkan.

"Saya sudah memberikan antisipasi munculnya KLB (Kejadian Luar Biasa -red) DBD. Sejak bulan Oktober kita telah memberikan surat kepada Dinas Kesehatan Provinsi Kabupaten/Kota dengan tembusan menteri kesehatan dan menteri dalam negeri untuk awareness," kata Subuh pada acara temu media situasi DBD Indonesia di Kementerian Kesehatan, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (12/1/2016).

Selain memberikan surat peringatan, Kemenkes juga mendistribusikan bahan dan alat pengendalian vektor ke seluruh provinsi berupa insektisida, larvasida, jumantik kit, mesin fogging, ULV truck mounted, dan media KIE. Semua dilakukan untuk menghadapi bahaya DBD yang menurut Subuh biasanya akan memuncak pada bulan Maret.

"Hampir 48 tahun kita belum bisa mengendalikan ini secara utuh. Keberhasilan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) 3M (Menutup, Menguras, Mengubur) plus adalah kunci sukses pengendalian DBD dan ini yang benar-benar kita tekankan," pungkas Subuh.

Sumber *) : Detik Sport
Share:

Senin, 11 Januari 2016

Serah Terima Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama (Eselon II) di lingkungan Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

  [11/01/2016] Plt. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dr. H. Mohamad Subuh, MPPM, pada (11/1) bertempat di Kantor Ditjen P2P Kemenkes RI menyaksikan secara langsung Serah Terima Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama (Eselon II) di lingkungan Ditjen P2P Kemenkes RI. Serah Terima Jabatan (Sertijab) yang disaksikan juga oleh seluruh pejabat struktural dan purnabakti di lingkungan Ditjen P2P ini merupakan rangkaian dari pelantikan pada tanggal 7 Januari 2016, dengan SOTK baru sesuai Permenkes Nomor 64 Tahun 2015, bahwa Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, terhitung 1 Januari 2016 berubah menjadi Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.
   Dimana Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Ditjen P2P) Kemenkes RI akan membawahi, antara lain :
1) Sekretarist Ditjen;
2) Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan;
3) Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung;
4) Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Tular Vektor dan Zoonotik;
5)Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular; dan
6) Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA.
   Pimpinan Tinggi Pratama (Eselon II) di lingkungan Ditjen P2PL yang melaksanakan Sertijab, antara lain dr. Elizabeth Jane Soepardi, MPH, D.Sc sebagai Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan; dr. Wiendra Waworuntu, MKes sebagai Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung; drg. R. Vensya Sitohang, M.Epid sebagai Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik; dr. Lily Sriwahyuni Sulistyowati, MM sebagai Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular; dan Dr. dr. Fidiansjah, SpKJ, MPH sebagai Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA.
   Pada kesempatannya saat menyaksikan Sertijab, Plt. Dirjen P2P Kemenkes RI, dr. Subuh mengatakan dalam sambutannya bahwa pembinaan karier harus selalu dilihat sebagai salah satu tujuan dari keseluruhan kebijakan pemantapan organisasi, dalam rangka menciptakan pemerintahan yang baik melalui reformasi birokrasi. Dimana saat ini reformasi birokrasi telah diaplikasikan dalam bentuk Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) yang berkaitan dengan tunjangan kinerja, sehingga Pegawai Negeri Sipil (PNS) dituntut disiplin sesuai dengan PP 53 Tahun 2013 tentang Disiplin PNS.
   Untuk itu, dr. Subuh berharap kepada pejabat yang baru dilantik untuk senantiasa menjaga dan mempertahankan integritas, loyalitas, dan komitmen terhadap tugas dan tanggung jawab, serta memperkuat jejaring kemitraan dengan lintas sektor/lintas program agar saling bersinergi dalam program/kegiatan bersama.
   dr. Subuh sangat yakin dan percaya kepada pejabat yang baru dilantik akan mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang dipercayakan oleh pemerintah dengan sebaik-baiknya dan mampu meneruskan program kerja yang telah dirintis pejabat lama serta dapat membuat inovasi-inovasi baru guna mencapai optimalisasi kinerja organisasi di lingkungan Ditjen P2P Kemenkes RI.(Adt/Dvi/Rzky/Humas)
Share:

Selasa, 05 Januari 2016

Evaluasi Kerja Dan Kebijakan Pembangunan Kesehatan Tahun 2016


   [05/01/2016] Rencana Strategis (Renstra) Kementrian Kesehatan merupakan dokumen negara yang berisi upaya-upaya pembangunan kesehatan yang dijabarkan dalam bentuk program/ kegiatan, indikator, target, sampai dengan kerangka pendanaan dan kerangka regulasinya. Renstra ini menjadi dasar dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan. (Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Prof. dr. Nila F. Moeloek, Sp. M(K))

   Dalam evaluasi tersebut, Dirjen P2P, dr. H. Mohamad Subuh, MPPM. Menyebutkan beberapa penyakit yang harus diperhatikan pencegahan dan penyebarannya terutama di beberapa daerah rawan penyakit. Diantaranya yaitu penyakit kusta, frambusia, lektospirosis, filariasis, kecacingan, ISPA, juga Schistosomiasis.

   Khusus untuk schistosomiasis hanya ada diskualisi tengah terutama di dua Kecamatan yaitu di Nganjuk dan Poso. Upaya pencegahan penyakit yang kita lakukan di kedua Kecamatan itu adalah dengan menerapkan 3 hal, yang pertama yaitu Treatmen as Prevention yaitu cara untuk mengobati dengan melakukan pencegahan - pencegahan di daerah tersebut secara rutin setiap setahun 2 kali. Yang kedua yaitu Behavior Change merupakan upaya pencegahan dengan berusaha merubah perilaku atau kebiasaan dari masyarakat setempat. Yang tadinya masyarakat tidak mengenakan sepatu sehari - hari, kami himbau dan mengharapkan agar menggunakan sepatu sehari - harinya. Jadi menjaga terjadinya Idera Sanitasi perseorangan. Dan ketiga, yaitu Environment Engineering merupakan upaya yang paling penting dari upaya yang sebelumnya. Evironment Engineering adalah upaya yang kami lakukan untuk merekayasa lingkungan yang ada karena prinsipinya hanya ada kurang lebih 54 Hektar lahan idola yang merupakan tempat berkembang biangnya dari keong - keong tersebut.
Share:

Senin, 04 Januari 2016

RSMH siap sukseskan ASEAN Games 2018, Dirjen P2P mewakili MenKes memberikan sambutan


Sambutan Dirjen P2P Dr. H. M. Subuh, MPPM di RSMH Palembang
[ 04/01/2016 ] Palembang (tm.com) – Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) H. Alex Noerdin didampingi Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Prov. Sumsel Hj. Eliza Alex Noerdin menghadiri Dirgahayu Rumah Sakit Muhammad Hoesin (RSMH) Palembang ke 59 di Halaman Parkir RSMH Palembang. Senin (4/1).

Turut hadir pada acara ini Walikota Palembang H. Harnojoyo, Dirut RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang M. Syahril, Rektor Unsri dan Dekan Fakultas Kedokteran Unsri.

Gubernur Sumsel H Alex Noerdin dalam sambutanya mengatakan, dengan masih minimnya gedung untuk bisa menampung lebih dari 200 orang.

“Diharapakan RSMH Palembang dapat melakukan pembangunan khususnya gedung untuk menujang kebutuhan RSMH Palembang. Tuturnya

Gubernur Sumsel H Alex Noerdin juga menjelaskan, bahwa Pemprov. Sumsel nanti akan membangun Rumah Sakit bertahap Internasional, “nanti Rumah sakit itu akan memiliki Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran ini nantinya akan menjadi fakultas kedokteran terbaik di Indonesia”. Ujarnya.

Direktur Utama RSUP Palembang Dr. Muhammad Hoesin M. Syahril mengatakan, sebagai RSUP kesehatan yang berstatus RS PK BLU dan RS pendidikan kedokteran. “Insyalah di tahun 2016 RSUP akan menjadi Akreditasi Internasional”. Tuturnya.

Ia menambahkan, RSMH Palembang dengan bekerjasama fakultas kedokteran sudah banyak program yang dilakukan, antara lain, melakukan pencegahan serangan jantung, sistem penanggulangan gawat darurat terpadu serta kawasan tanpa rokok.

Selain itu,Direktur Utama RSUP Palembang Dr. Muhammad Hoesin M. Syahril menjelaskan, ada lima (5) pelayanan unggulan bedah yaitu, minimal invasif, trasnplatasi ginjal, bayi tabung, onkologi terpadu, cerebrocardiovascyler. Ujarnya

Ia juga berkomitmen, bahwa RSMH Palembang akan siap untuk mensukseskan Asean Games 2018. Tandasnya.

Dirjen P2P ( Direktur Jenderal Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit ) Dr. M Subuh menyampaikan sambutan menteri kesehatan, agar prestasi yang diukir oleh RSMH Palembang dapat di tingkatkan lagi kemasa mendatang.

“palayanan kesehatan yang berakreditasi Internasional ini semoga penyelesaiannya agar tercapai dalam waktu yang tidak cukup lama”. Harap M. Subuh

Selain itu, ia juga menjelaskan, sangat mendukung sekali pembangunan-pembangunan RSUP, sebab pembangunan itu dapat melakukan pelayanan kepada masyarakat”. Tandasnya.

Pada kesempatan ini dilakukan juga penandatanganan peresmian pembangunan Gedung Instalasi Gizi RSMH Palembang dan Gedung Instalasi Laundry. (rel)

Sumber *) : Transparan Merdeka
Share:

Question And Answer